السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر
.. الله أكبر .. الله أكبر .. الله أكبر .. الله أكبر .. الله أكبر .. الله أكبر
..
الله أكبر
.. الله أكبر .. الله أكبر كبيرا .. والحمد لله كثيرا .. وسبحان الله بكرة وأصيلاً
.
اللَّهُمَّ
لَكَ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَلَكَ الشُّكْرُ كُلُّهُ وَإِلَيْكَ يَرْجِعُ اْلأَمْرُ
كُلُّهُ عَلاَ نِيتُهُ وَسِرُّهُ، فأهلٌ أَنْتَ أَنْ تُحْمَدَ، وَأَهْلٌ أَنْتَ
أَنْ تُعبَدَ، وَأَنْتَ عَليَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اللهم لَكَ الْحَمْدُ حَتَّي
تَرْضَي، وَلَكَ الْحَمْدُ إِذاَ رَضِيْتَ وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضاَ
أشهد
أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله الدَّاعِي
إِلَى رِضْواَنِهِ. اللهم صل على عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِناَ وَشَفِيْعِناَ
وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً
كَثِيْرًا.
.. أما بعد:
فَياَ عِباَدَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِياَيَ نَفْسِي بِتَقْوَى الله، وَاصْبِرُوا
وَصاَبِرُواْ وَراَبِطُوْا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
Hadirin wal hadirat,
jama’ah solat id yang berbahagia….
Di pagi hari yang mulia, khidmat, dan penuh
barakah ini, mari bersama-sama kita perbanyak rasa syukur ke hadirat Allah SWT,
seraya terus meningkatkan kualitas ketaqwaan, bermujahadah dalam melaksanakan segala perintah-Nya,
dan menjahui semua yang dilarangan-Nya. Pada kesempatan ini juga, bersama-sama
kita agungkan asma Allah, dengan memperbanyak bertakbir, tahmid, tahlil
dan tasbih, sebagi ungkapan rasa syukur dan suka cita; menenggelamkan diri
dalam suasana kemenangan, setelah sebulan lamanya kita laksanakan ibadah puasa,
sebagai manifestasi ketaqwaan. Mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba yang
dikaruniai kefitrahan, dan mampu meraih derajat
muttaqin pasca-tempaan selama Ramadan. Amin ya Rabbal alamin.
Hadirin Jama’ah Shalat
Idul Fitri, Rahimakumullah..
Kita baru saja selesai menunaikan
shalat Id secara berjamaah. Ini pertanda bahwa hari ini, dan beberapa
hari ke depan, suasana Hari Raya Idul Fitri akan kental terasa. Kunjungan
bersilaturrahmi antar sanak kerabat, handai taulan, juga kepada para sahabat
berlangsung penuh khidmat, penuh suka cita. Saling bermaaf-maafan sebagai inti silaturrahmi berlebaran telah menjadi
satu tradisi yang mengalir bagaikan air. Kiranya kita patut membanggakan tradisi mulia ini. Setidaknya, ego diri,
kesombongan pribadi untuk mengakui kesalahan kepada sesama bisa tertutupi
dengan tradisi ini. Gampangnya, jika di luar suasana Idul Fitri kita masih
merasa malu, canggung untuk meminta maaf, maka pada suasan lebaran ini, luapan
emosi keangkuhan diri bisa dikikis.
Allahu Akbar 3x walillahilhamd
Dengan
lebih memahami tradisi Idul Fitri seperti di atas, lantas kita bisa melihat
benang merah antara tradisi dan hakekat makna Hari Raya Idul Fitri; ada
keterikatan antara keduanya. Hari
raya Idul Fitri sebagai puncak pelaksanaan ibadah puasa memiliki makna yang
berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai dari kewajiban berpuasa Ramadan.
Secara etimologi (kebahasaan), Ungkapan “Idul
Fitri” sendiri, terdiri dari dua suku kata: ‘îd
dan Fitri. kata ‘îd terambil
dari bahasa Arab yang memilik banyak arti. Bisa
berarti: sesuatu yang terjadi
berulang-ulang. ‘îd juga
berarti kebiasaan, ia terambil dari kata ‘âdah. Selain itu, makna ‘îd juga berarti kembali, dari asal
kata ‘awdah. Jika tersambung dengan kata selanjutnya, yakni fitri,
makna ‘îd yang terakhir,
yaitu “kembali”, menjadi makna yang sangat pas dan relefan dengan tujuan yang
akan dicapai dalam pelaksanan ibadah puasa. Maka, Idul Fitri berarti hari raya Kesucian atau hari
raya Kemenangan, yakni kemenangan mendapatkan kembali, mencapai kesucian,
fitri. Kefitrahan, atau kesucian diri inilah yang
menjadi asal kejadian setiap manusia, tanpa kecuali.
Sebagaimana
dimaklumi bersama, ibadah puasa merupakan sarana penyucian diri, tentu saja
apabila dijalankan dengan penuh kesungguhan dan ketulusan serta menyadari
tujuan puasa itu sendiri (sense of objective).
Berkaitan
dengan asal kejadian manusia, Rasulullah bersabda: “Setiap anak yang lahir
adalah dalam kesucian…( كل مولود يولد على
الفطرة )”
Penegasan yang berkenaan dengan kesucian bayi juga dinyatakan dalam sebuah
hadis lain yang mengatakan bahwa seorang bayi apabila meninggal, maka ia
dijamin akan masuk surga.
Lebih jelas lagi Al-Qur’an menerangkan bahwa Manusia
diciptakan Allah dengan naluri beragama tauhid. Kalau ada manusia tidak
beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar, alias melenceng dari fitrah. Hal
itu terjadi karena faktor luar, atau lingkungan. Maka hendaklah segera kembali
dari lingkungan yang merusaknya, menuju kefitrahan dari Tuhan yang telah
menciptakan. Ditegaskan:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ
حَنِيفًا*
فِطْرَتَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا*
لاَتَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ* ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَيَعْلَمُونَ
Artinya:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui” (Ar-Rum: 30)
Termasuk dari fitrah yang sekaligus menjadi naluri
utama manusia adalah naluri menyembah. Hal ini disebabkan secara alami sejak
lahir manusia sudah membawa perjanjian untuk hanya menyembah kepada Tuhan.
Naluri ini, jika tidak disalurkan secara benar, akan mengarah pada apa saja,
sehingga yang dihadapi manusia bukan persoalan tidak menyembah Tuhan, tetapi
terlalu banyak yang disembah. Inilah sebabnya kenapa kredo Islam dimulai dengan
nagasi atai nafi: la ilaha (tiada Tuhan), yaituu untuk membebaskan diri
dari segala macam kepercayaan, kemudian dilanjutkan: illallâh (kecuali
Allah).
Selain itu, manusia dengan kesucian asalnya, terkadang mudah
terjerumus dan tergelincir ke dalam dosa sehingga menjadikan dirinya tidak suci
lagi. Meminjam istilah sastrawan terkenal Dante, kesucian itu diistilahkan
dengan surga atau paradiso, suasana jiwa tanpa penderitaan. Sedangkan
dosa, sebagai kondisi jiwa yang tidak membahagiakan, diistilahkan dengan inferno
atau neraka. Karena itu bulan Ramadlan yang berarti penyucian diistilahkan
dengan purgatorio atau penyucian jiwa. Orang yang menjalankan ibadah
puasa sesuai dengan tuntunan, maka dengan sendirinya akan dapat mengembalikan
jiwanya kepada kesucian atau paradiso, yakni kebahagiaan karena tanpa
dosa.
Kemudian,
setelah Kewajiban puasa Ramadan dijalankan dengan baik, Al-Quran lantas
menganjurkan setiap orang yang beriman untuk bertakbir atau mengagungkan asmâ’
Allah Swt., Dalam surah al-Baqarah ayat 185 dijelaskan:
يُرِيدُ
اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ"
Artinya: “…Allah menghendaki yang mudah bagimu
dan tidak ingin mempersulit kamu. (Ia menghendaki kamu) mencukupkan jumlah
bilangan, serta mengagungkan Allah yang telah memberi petunjuk kepadamu, supaya
kamu bersyukur” (Q., 2: 185).
Dengan
anjuran bertakbir tersebut, sepertinya seorang muslim yang telah menjalankan
ibadah puasa diasumsikan berada dalam kemenangan atau kesucian, sehingga yang
ada hanya Tuhan dan yang lain dianggap tidak berarti apa-apa. Allâhu Akbar
3x, Allah Maha Besar.
Allahu Akbar:
tidak menilai orang besar karena baju barunya!
Allahu Akbar:
tidak melihat orang besar karena hartanya!
Allahu Akbar: tidak menganggap orang besar karena
jabatan dan kedudukannya!
Allahu Akbar: tidak menilai segala sesuatu selain Allah, besar!
Allahu
Akbar, tidak pernah menganggap diri sendiri, besar! Senyatanya kita rendah di
sisi Allah, kita hina di hadapan Allah, karena banyaknya dosa yang kita
perbuat.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd
Oleh
karena itu dalam suasana hari kemenangan ini marilah kita jernihkan hati,
ulurkan tangan, seraya mengucapkan Minal Aidin Wal Faizin. Untuk saling meminta
dan memberi maaf dalam menjaga dan mempertahankan hakekat kesucian dan
kesempurnaan manusia. Semoga kita bahagia di dunia dan berbahagia di alam
akhirat. Amin
جعلنا الله
وإياكم من العائدين والفائزين المقبولين، وبارك لنا فى القرآن العظيم. ونفعنا بما
فيه من الآيات والذكر الحكيم، إنه هو البر الرؤوف الرحيم،
أعوذ بالله من الشيطان
الرجيم: "قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى، وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ
فَصَلَّى"
وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين
الله
أكبر ×٧ الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا لاإله إلا الله
والله أكبر ولله الحمد.
اللَّهُمَّ
لَكَ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَلَكَ الشُّكْرُ كُلُّهُ وَإِلَيْكَ يَرْجِعُ اْلأَمْرُ
كُلُّهُ عَلاَ نِيتُهُ وَسِرُّهُ، فأهلٌ أَنْتَ أَنْ تُحْمَدَ، وَأَهْلٌ أَنْتَ
أَنْ تُعبَدَ، وَأَنْتَ عَليَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. اللهم لَكَ الْحَمْدُ حَتَّي
تَرْضَي، وَلَكَ الْحَمْدُ إِذاَ رَضِيْتَ وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضاَ
أشهد
أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله الدَّاعِي
إِلَى رِضْواَنِهِ. اللهم صل على عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِناَ وَشَفِيْعِناَ
وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً
كَثِيْرًا.
أما
بعد: فيا أيها الناس اتقواالله فِيْماَ أَمَرَ وَانْتَهَوْا فِيْماَ نَهَى
وَزَجَر، وَاعْلَمُوْا أَنَّ الله أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ
وَثَنَّى بملائكته بقوله عَزَّ مِنْ قَائِل: إن الله وملائكته يصلون على النبي،
ياأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما.
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد
وعلى أنبيائك ورسلك وملائكتك المقربين، وارض اللهم عن الخلفاء الراشدين
المُهْدِيِّيْنَ: أبي بكر وعمر وعثمان و علي وعن بقية الصحابة والتابعين وتابعي
التابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين وَارْضَ عَناَّ مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ ياَ
أَرْحَمَ الراَّحِمِيْنَ.
اللهم
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناَتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِماَتِ
اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْواَتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَواَتِ ياَ قاَضِيَ الْحاَجاَتِ
اللهم
انْصُرْ مَنْ نصر دِيْنَ مُحمدٍ واخْذُلْ مَنْ خَذَلَ دِيْنَهُ، اللهم انْصُرِ
الإِسْلاَمَ والمسلمين وأَهْلِكِ الكَفَرَةَ والظالمين، اللهم اعْصِمْناَ
وَاحْفَظْناَ مِنْ جَمِيْعِ الْفِتَنِ وَعاَفِناَ وَسَلِّمْناَ مِنَ الْبَلاَياَ
وَالْمِحَنَ وَالْوَباَءَ وَالْفَحْشاَءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ
الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّداَئِدَ ماَ ظَهَرَ مِنْهاَ وَماَ بَطَنَ مِنْ بَلَدِناَ
هٰذاَ إِنْدُونيسية خاَصَةْ وَمِنْ بُلْداَنِ المسلمين عاَمَة ياَ ذاَالجلال
والإكرام بِحُرْمة وَجْهِكَ الكريم أَعْطِنا صِحَّةً فِي التَّقْوَي وَطُولَ
عُمْرٍ في حُسنِ عَمَلٍ وسعةِ رزقٍ ولا تُعَذّبنا عليه إنّك علي كل شيئ قدير
ربنا
اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا
ربنا إنك رؤوف رحيم
عباد
الله إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفخشاء والمنكر
والبغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكروا الله يذكركم واشكروه علي نعمه يزدكم واسألوه من
فضله يعطكم ولذكر الله أعز وأكبر والله يعلم وأنتم لا تعلمون.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Posting Komentar